Langsung ke konten utama

My Journey to JAPAN!! #Part1

Halo blogku yang mulai usang termakan jaman >,<

Kisah cukup panjang akan mulai kubagikan. As you see above, this is about JAPAN!!! kyaaa..
Yaps.. Jepang.. dengan segala ke-riweuhan dibalik perjalanannya.. dengan segala penghematan dan pengiritan -ampe hampir jadi gelandangan di negeri orang.. :(( sedih gaaa??

Well,
kisah ini dimulai dari tahun lalu atau mungkin 2 tahun lalu (?), iya betul..
FYI, sebagai mahasiswa tingkat 2 semester 4, kami baru memilih tujuan hidup kami (a.k. dosen pembimbing). Dimana kisah pemilihan dosen ini sendiri kayaknya ga cukup kalo cuma diceritain satu paragraf dowang yak.. Ya singkat cerita, dari rebutan, tangisan, gondok2an, pemilihan dosen tersebut..tembuslah diriku pada dosen idamanku yang ku jatuh cinta dari mulai kelas perbengkelan <3 sangat beruntung dibanding teman lain yang cukup banyak yang terpaksa, mau gamau, hidupnya berada di tangan dosen yang tidak sepenuhnya ia pilih.. tapi namanya dosen IPB.. ya pasti tetep terbaik dari terbaik ye kaaan..

dan perjalanan bersama dosenku ini dimulai..jeng..jeng..
such a lucky girl!! Ku baru mengenal lebih dekat dengan dosenku satu ini..
dan sangat amat luar biasa.. beliau ini bukan hanya sekeder dosen pembimbing..tapi udah seperti 'bapak' sendiri.. Bapakku ini sangat menomorsatukan keluarga -disini anggap mahasiswanya jga keluarga yakk- You know what? Dosenku ini banyak digadang2kan untuk menjadi kepala departemen dan jabatan2 lainnya.. tapi beliau tidak tertarik.. Beliau ingin waktunya lebih banyak untuk keluarganya..(disini keluarga sesungguhnya adalah anak2 dan istrinya..) wkwk

dan.. mulai lah ku tau, bahwa setiap tahun dari lab ini selalu ada yang ikut program exchange ke Jepang.. hmm..menarik bukan? yaa.. Saat tau info ..ku bergetarrr.. waahh..kereennn.. Ya kayak gitu lah kira2 yang dipikirkan.. Dan terbesit doa, semoga suatu saat bisa ke Jepang juga.. aamiin

Dan tibalah tahun terakhirku di kampus tercinta.. semester 8 tidak selalu menyeramkan.. penelitian mulai dijalani dengan suka cita.. yaa. karena kami diajarkan dan diharuskan untuk selalu kerja tim.. Hal ini cukup berpengaruh banyak bagi perjalanan karir tingkat akhirkuu~~ Karena sebagai satu-satunya perempuan dari 4 anak bimbingan di tahun yang sama, ku merasa banyak terbantu dan merasa penelitian ini asik..seru..dan penelitian sama2.. bukan penelitian gue aja lo aja ..

Tibalah pada penghujung semester 8.. sebagai mahasiswa UKT.. mahasiswa tingkat akhir beramai2 panik mikirin lulus cepet supaya ga bayar UKT lagi.. termasuk aku Ya dong.. secara rugi kan kita bayar sama kayak semester2 sebelumnya tapi kuliah aja udah gaada.. Bulan agustus di depan mata yang artinya pembayaran UKT semester 9 sebentar lagi.. dan muali lah panik.. Yang bikin tambah paniknya.. temen sebimbingan, sebut aja si H, yang katanya aktipis muda ini seneng banget melipir kemana2 .. sedangkan untuk bisa lulus, dia harus sidang duluan/beres duluan seenggaknya karena topik kami ini beruntun. Disinilah terjadi perang dunia.. si H ini mau pergi keliling indo katanya untuk acara voluntir dan dibiayai .. tapi dia akan pergi selama 3 minggu!! ya...3 minggu lamanya.. padahal di sisi lain, aku udah kebelet mau cepat selesai dan mau sidang.. ancang2 juga supaya bebas UKT semseter 9. Tapi semuanya kandas karena pastilah si H ini akan pulang dari kegiatannya minggu2 ketiga agustus yang artinyaaaaa...tetep aja ga bisa lulus segera dan bayar UKT cyiin..

dan munculah celetukan yang mengingatkanku pada mimpi masa lalu..
"Kan mau ke Jepang dulu nit" - ucap si H alih2 meredam esmosi ku yang gabisa lulus cepet karena dia -_-
Dan mulailah plan2 kelulusan itu pudar.. mulai lah mikir, oiya ya..apa join program kayak kaka2 aja ya.. hmm
Tetapi oh tetapi, sebenarnya program AIMS (Asean International Mobility for Students) itu sendiri di kampus secara resmi hanya dibuka untuk fakultan pertanian dan jurusan ilmu pangan saja. Jadi kalo cari-cari info ke fakultas atau international office, pasti agak sulit menemukan info cara joinnya.
dan..mulailah kami berbicara pada dosen kami saat hari bimbingan di akhir2 bulan Juli menuju bulan Agustus..
Kami mulai mengungkap keinginan untuk join program tersebut kepada papah kami tercinta itu, beliau pun memastikan apa kami ini serius mau join apa tidak dan siapa saja yang pasti akan join..
Mulai lah kami berempat berdiskusi2 ringan seputar rencana ini. Jadi sebetulnya, jika memang kami berempat mau join bisa saja dan papah kami akan langsung menghubungi pihak di Jepang untuk memasukan kami. As simple as like that...wow..emejing kan.. Mana ada acara mau exchange cuma ditanya mau apa ngga kan? ya pasti mau lahh.. haha .. BUT, tentunya ada hal penting lain dibalik kemudahan ini.. apalagi kalo bukan DUIT. As I tell before, jurusan kami bukan yang secara formal bekerja sama dengan program ini, jadi ya duit nya juga duit nyari sendiri. Ini adalah CHALLENGE besar kalo boleh dibilang. Dan kegalauan sekarang adalah masalah DUIT ini..

You know lah, nyari duit tuh ga gampang banget asli. Acara-acara BEM aja susah nyari sponsor apalagi ini nyari sponsor buat biaya hidup orang yang "pengen" exchange. Apa untungnya buat gue biayain hidup lo- kalo kata si calon sponsor. So, keputusan harus segera dibuat supaya dosen kami bisa segera hubungi pihak Jepang sebelum terlambat. Keputusan siapa yang berangkat/ngga ini juga menentukkan alur hidup siapa yang sidang duluan atau topik penelitian. Karena kami kerja tim, mau gamau yang ga berangkat harus lulus duluan dan ambil topik pertama dong kan? Diskusi demi diskusi mengalir di grup chat. Yang pada akhirya setelah panjang lebar kemana-mana, tercetuslah.. kami berempat akan berangkat! Dengan modal tekad dan keyakinan.. easy? ga juga..banyaaak banget pertimbangan dan kita lihat nanti bagaimana akhirnya.

Mulailah perwakilan dari kami memulai percakapan online dengan dosen tercinta. Dia mengungkapkan bahwa kami berempat akan berangkat. Disinilah semua dimulai.. persiapan demi persiapan.. Disini asiknya.. disini bener2 challenge nya.. ibarat kalo mau jadi pembalap motoGP, ini tuh lagi latihan minimal bisa bawa sepeda roda tiga dulu..gitu dh..

Sebelum cerita duit lagi, persyaratan2 untuk dikirim ini cukup simple sebenernya..tp cukup banyak juga. Mulai dari sertifikat TOEFL, transkrip, formulir, surat keterangan sehat (dari RS), surat rekomedasi, plan study, dan lain2. Tidak ada syarat IPK atau TOEFL disini, berapa aja bisa lolos..intinya kami disini semua udah pasti bisa join asal mikirin untuk hidup dan cara kesananya aja.
Karena ini pertama kalinya mau ke luar negeri, jadi paspor pun harus segera dibuat. Ini padahal kami belum tau mau berangkat gimana dan duitnya gimana..yang pasti semua persyaratan kami penuhi dulu..kami kirim sampai deadline yang ditentukan koor.AIMS disana.

Dan hal lain yang terlewat adalah, kami kebetulan akan masuk ke kampus yangsama di Jepang karena kampus tersebut masih menerima 6 siswa lagi dan kampus lain sudah full. Suatu keberuntungan yang nyata.. kalo semua kampus AIMS itu sudah full atau cuma menerima kurang dari 4, pasti akan menimbulkan cerita lain.. Bak angin segar di padang pasir, beasiswa pun mulai terdengar di pertengah Agustus. Dosen kami mengatakan kami kemungkinan akan mendapat bantuan JASSO (*80.000 yen/month) selama 2 bulan, tapiii untuk bulan Januari dan Februari saja. Yang artinya beasiswa tersebut akan kami dapat di akhir program. Teteep aja kita harus cari uang untuk bekal September-Desember.. mulai tambah semangat dan tambah galau juga.. ini gimana uangnyaa..
Duit dari manaaaa!!


**Bersambung**


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku yang "super" Luar Biasa.. MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

Layaknya anak kelas 9 SMP/MTs lain, saya sibuk memikirkan masa depan saat itu. Mau SMA dimana ya? Mau masuk SMA atau MAN? Alhamdulillah, guru saya di MTs Mathlaul Anwar Pusat Menes saat itu adalah guru yang sangat peduli akan masa depan siswa/i-nya dan mencari informasi sekolah-sekolah lanjutan yang terbaik untuk muridnya. Sudah 3 tahun (sejak tahun 2007) kakak kelas saya berhasil masuk sekolah luar biasa yang menjadi idaman saya kemudian. MAN Insan Cendekia. Sekolah yang awalnya didirikan Prof. BJ Habibie ini merupakan salah satu sekolah terfavorit saat ini di Indonesia.Sekolah ini memberikan fasilitas gratis bagi siswa/i-nya baik dari pakaian sekolah, buku pelajaran, biaya sekolah, asrama, makan, dan fasilitas sekolah lainnya. Tidak mudah bagi siswa kelas 9 untuk dapat menempati 1 dari 240 kursi yang tersedia saat itu. Suatu kebahagiaan bagi saya pada saat itu berhasil mendapat kesempatan 1 dari 7 siswa MTs saya yang didaftarkan ke sekolah ini. Bukan main tahapan yang dilalui un

CHILDHOOD MEMORIES 🚼 PART #1

1995, August 11th , has been born a child of a soldier and a housewife. I don’t remember how I got out of my mother’s belly. Which I must have been sure, at that time my mother was very strong at risking her life to give birth to me. And my father is always working hard for us as a family. Since childhood, I have a nickname “dede” or “dede nita” because I am a second child and my sister is called “teteh” (call for sister in Sundanese). Therefore, the people around me used to know me with “Dek nita”. I spent my childhood in Cianjur city.  All I remember when I started kindergarten school, I loved school so much. My mom says I’m happy to read even I’ve read fluently from the age of 6 years. First, my mother opened a small shop in the Cianjur’s Terminal in front of Ramayana Department Store. My mother’s small stall sells food and drinks as well as some basic foods and cigarettes. My father in addition to being a soldier also has a side job of having a public transportation